I. DEFINISI AKUNTANSI
Definisi pertama mengenai akuntansi
menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) dalam
Harahap (2003) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan,
dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan
kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan
hasil-hasilnya.
Sedangkan pengertian akuntansi
menurut Rudianto mendefenisikan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas
ekonomi dan kondisi suatu badan usaha.
Dan pengertian menurut Charles T.
Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren Harrison,2007:4) menyatakan bahwa:
Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses
data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil
keputusan.
Dari beberapa definisi akuntansi
menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi terdiri dari tiga
aktivitas atau kegiatan utama yaitu:
- Aktivitas identifikasi yaitu mengidentifikasikan transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
- Aktivitas pencatatan yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang telah diidentifikasi secara kronologis dan sistematis.
- Aktivitas komunikasi yaitu aktivitas untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan atau pihak yang berkepentingan baik internal perusahaan maupun pihak eksternal.
II. FUNGSI AKUNTANSI
Fungsi Dasar Akuntansi antara lain :
- Menciptakan sistem akuntansi
- Membuat prosedur untuk mencatat, menggolongkan dan memasukan secara singkat transaksi-transaksi perusahaan
- Memberikan laporan / keterangan pada manajemen untuk penyusunan anggaran dan pengendalian aktiva dan pengambilan keputusan
- Menyiapkan metode dan standar untuk mengukur ongkos yang telah dikeluarkan
- Melaporkan data akuntansi
- Menafsirkan data akuntansi
III. PRINSIP AKUNTANSI
Ada lima
prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi. Yakni:
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
GAAP
mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan
berdasarkan harga akuisi. Hal ini seringkali disebut prinsip biaya historis.
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva,
utang, modal, dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan
adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut
dalam transaksi.
2.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip Pengakuan Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta
(aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu
unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur
besamya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari
transaksi penjualan dengan pihak yang bebas. Biasanya pendapatan diakui pada
saat terjadinya penjualan barang atau jasa.
3.
Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Yang dimaksud prinsip mempertemukan biaya adalah
mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut.
Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap
periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka
pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila
pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda
sampai saat diakuinya pendapatan.
4.
Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar
laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode
dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan
secara konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara
suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan
selisih akibat penggunaan metode yang berbeda. Konsistensi tidak dimaksudkan
sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan
perubahan metode yang dipakai.
5.
Prisip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah
menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang
disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode
dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk
memasukkan semua informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.
IV. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari
suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai
laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk schedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga”.
V. ISI LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan ini sangat penting bagi pihak manajemen, kreditor, dan investor. Laporan Keuangan terdiri dari 3 macam :
1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan Laba/Rugi adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba/rugi dalam suatu periode akuntansi.
2. Laporan Perubahan Modal ( Equity Statement)
Laporan Perubahan Modal adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya modal suatu perusahaan akibat dari laba/rugi yang diterima oleh perusahaan tersebut dalam suatu periode akuntansi.
3. Neraca (Balance Sheet)
Laporan Neraca adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang memerlukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.
VI. BENTUK NERACA
Bentuk Neraca secara umum dalam
laporan keuangan ada 2 yaitu bentuk Staffel dan Scontro :
1. Neraca Bentuk Staffel
Neraca Bentuk staffel adalah bentuk neraca yang disusun dengan menyusun kebawah dan melektakkan saldo pada bagian samping dengan kolom debet kredit. Tabel neraca ini mirip dengan Model Jurnal Umum. Berikut tampilan Neraca bentuk Staffel :
2. Neraca Bentuk Scontro
Neraca skontro merupakan neraca yang bentukanya seperti huruf “T”. Oleh karena itu, sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini neraca dibagi ke dalam dua posisi, yaitu di sebelah kiri berisi aktiva dan di sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal. Bentuk neraca jenis ini sering pula disebut dengan bentuk horizontal. Berikut tampilan Neraca bentuk Scontro :
1. Neraca Bentuk Staffel
Neraca Bentuk staffel adalah bentuk neraca yang disusun dengan menyusun kebawah dan melektakkan saldo pada bagian samping dengan kolom debet kredit. Tabel neraca ini mirip dengan Model Jurnal Umum. Berikut tampilan Neraca bentuk Staffel :

2. Neraca Bentuk Scontro
Neraca skontro merupakan neraca yang bentukanya seperti huruf “T”. Oleh karena itu, sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini neraca dibagi ke dalam dua posisi, yaitu di sebelah kiri berisi aktiva dan di sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal. Bentuk neraca jenis ini sering pula disebut dengan bentuk horizontal. Berikut tampilan Neraca bentuk Scontro :

VII. LAPORAN LABA / RUGI
Laporan Laba/Rugi adalah salah satu
komponen laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai kinerja atau
prestasi kerja dari suatu perusahaan yang terdiri dari Pendapatan Usaha dan
Beban Usaha dalam satu periode tertentu. Jadi, laporan laba/rugi, yaitu terdiri
dari Pendapatan dan Beban. Bentuk Laporan Laba/Rug ada 2 bentuk, yaitu:
1.Bentuk Single Step
Di dalam laporan Laba/Rugi bentuk Single Step, semua Pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Artinya jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih. Jadi: Pendapatan Jasa – Beban2 = Laba/Rugi. Format bentuk Single Step :

2. Bentuk Multiple Step.
Di dalam laporan Laba/Rugi bentuk Multiple Step, pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan lain-lain, demikian halnya dengan beban dibedakan menjadi beban usaha dan beban lain-lain. Pendapatan dan beban di sajikan pertama kemudian pendapatn dan beban lain-lain disajikan kemudian. Format bentuk Multiple Step:

Sumber:
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-akuntansi-fungsi-dan-bidang-akuntansi/
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/04/16/definisi-akuntansi-menurut-para-ahli-648201.html
http://pengusahamuslim.com/lima-prinsip-dasar-akuntansi-yang-1919/#.VIul3sl3IfM
http://www.academia.edu/6571001/Manajemen_Fungsi_Akuntansi
http://akuntansi-id.com/557-bentuk-neraca-staffel-dan-scontro
http://www.laporankeuangan.co.id/blog/bentuk-neraca-keuangan
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-akuntansi-fungsi-dan-bidang-akuntansi/
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/04/16/definisi-akuntansi-menurut-para-ahli-648201.html
http://pengusahamuslim.com/lima-prinsip-dasar-akuntansi-yang-1919/#.VIul3sl3IfM
http://www.academia.edu/6571001/Manajemen_Fungsi_Akuntansi
http://akuntansi-id.com/557-bentuk-neraca-staffel-dan-scontro
http://www.laporankeuangan.co.id/blog/bentuk-neraca-keuangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar